Fanfiction

Kamis, 12 Desember 2013

Love part 3

Untuk sebelumnya saya meminta maaf di Part 3 ini saya mengubah kata "AKU" menjadi "RENDY" agar ceritanya lebih nyambung dan lebih panjang biar enak di baca.. Arigatou ^^ 
Rendy pun langsung kembali ke kamarnya, dan dia pun langsung mengambil ranting ranting pohon yang di pungut tadi.
            “emm kayaknya aku harus buat sekarang nih, gk ada waktu lagi” katanya yang langsung membuat tulisan nama Shania  Junianatha. Dan akhirnya dia menyelesaikannya karyanya hingga jam 2 malam. Rendy pun langsung tidur.
            Ke esokan harinya dia bangun labih pagi dari biasanya. dia pun langsung membereskan tempat tidur dan mandi. Tanpa sarapan Rendy pun langsung pergi kerumah Shania.
            Sesampai di rumah Shania. Rendy pun melihat ibunya Shania di luar sedang menyiram bunga di taman rumah Shania.
            “ada Shania nya bu?” Tanya Rendy dengan sopan.
            “oh kamu lagi ya nak. Sebentar Shanianya lagi di dalam nih, saya panggilkan Shanianya, silahkan masuk dulu nak” kata ibu Shania
            “gk usah bu saya di sini saja” kata Rendy sambil senyum kepada ibu Shania.
            Ibunya Shania pun masuk kedalam dan tidak lama Shania pun keluar dari rumahnya.
            “hei ren ada apa kok datang kerumah ku. Dan kok kamu gk pakai baju sekolah ?” Tanya Shania dengan heran.
            “aku mau ngomong sesuatu sama kamu” Tanya Rendy dengan tenang.
            “ya memang kenapa. Jangan bikin aku cemas dong” kata Shania yang mulai cemas melihat Rendy.
            “kamu tau kan kalo aku skater” Tanya rendy dengan muka tenang agar Shania tidak menangis.
            “iya aku tau. Memang kenapa cerita dong ren, jangan bikin aku cemas gini!!” Tanya Shania yang mukanya sudah cemas.
            “aku di kontrak oleh brand skateboard terkenal amerika, dan aku di suruh ke amerika untuk mengikutin beberapa ajang lomba internasional dan di suruh pindah ke sana, dan ayah ku juga akan pindah tugas ke amerika” kata Rendy yang mencoba agar Shania tidak menangis ketika aku pergi sambil memegang tangannya.
            “jadi kamu akan pindah ke sana gitu?” kata Shania yang mulai mengeluarkan air mata.
            “iya shan aku harus pindah kesana. Sebenarnya aku sudah tau kalo aku akan di kontrak tapi aku menolaknya karena aku tidak tinggal di amerika. Tapi ayah ku pindah kesana jadi aku menerima kontrak itu” kata Rendy yang tidak ingin Shania tambah sedih.
            “tapi aku gk mau kamu pergi ren, aku sayang kamu, aku masih mau pergi ke taman bareng kamu, duduk bersama kamu, jalan jalan barang sama kamu, aku gk mau kamu pergi ren” kata Shania sambil memeluk Rendy dan mengeluarkan air matanya itu.
            “aku gk lama kok. Aku akan kembali lagi kok, aku juga sayang kamu shan, aku juga gk mau semua ini berakhir dengan cepat, tapi aku harus pindah kerena pekerjaan ayah ku, aku mau kamu menyimpan ini” kata Rendy. Shania pun perlahan lahan melepaskan pelukannya dan Rendy memberikan karyanya semalam.
            “apa ini?” kata Shania yang memegang buatan Rendy itu
            “em itu buatan ku semalam, aku mengambil ranting ranting pohon itu di taman kemarin.. aku mau kamu menyimpannya.. jangan sampai hilang ya.. kalo kamu kangen aku kamu bisa memeluk boneka kemarin yang aku belikan” kata Rendy sambil memegang tangan Shania.
            “kamu janji ya kembali ke Indonesia” kata Shania yang mulai membersihkan air matanya.
            “ya aku janji kok, kamu gk sekolah.. sini ku antari” ajak Rendy untuk mengantar Shania sekolah untuk pertama dan terakhir kalinya.
            “oke deh ntar ya aku ambil tas ku dulu sekalian pamitan sama ibu dan ayah ku dulu” kata Shania yang mulai masuk ke rumahnya.  
            Tidak lama Shania keluar dari rumahnya.
            “ayo kita berangkat!” kata Shania sambil semangat.
            “ayok” Mereka pun langsung menaikin motor Rendy.
            Entah Shania kok tiba tiba memeluk Rendy dengan erat. Dan mulai meneteskan air matanya itu.
            Rendy hanya bisa tersenyum merasakan ini.
            Akhirnya sampai juga di depan gerbang sekolah.
            “shan jaga dirimu baik baik ya disini, aku mau kamu terus tersenyum meski tidak ada aku disini,”kata Rendy sambil melepaskan helm yang di pakainya.
            “iya ren, kamu juga jaga dirimu baik baik, jangan telat makan, jaga kesehatan ya ren, aku gk mau dengar kabar kamu sakit atau apa” kata Shania yang takut Rendy kenapa kenapa. Rendy pun langsung turun dari motornya. Dan Shania memeluk Rendy dengan eratnya. Rendy hanya bisa membalas pelukan itu.
            Dan Shania pun melepas pelukannya .
            “aku sebenarnya gk mau kamu pergi,tapi aku relakan kamu untuk menggapai cita cita kamu” kata Shania yang akhirnya melepas Rendy pergi untuk mengejar cita citanya.
            “iya shan, terima kasih, aku akan kembali kok” kata Rendy dengan menatap Shania.
            “oke ren, aku masuk dulu ya, good bye ren” kata Shania sambil melambaikan tangannya dan masuk ke sekolah.
            “good bye shan, aku akan kembali!” kata Rendy  sambil teriak.
            “hei ren!” kata seseorang yang menggageti Rendy dari belakang, dan ternyata itu ridwan.
            “eh kamu, ngapain kamu masih di luar wan?”
            “gpp sih, oh ya kamu sampai kapan di amerika?”
            “entah, tapi aku akan kembali kok. Oh ya wan, aku mau kamu jagain Shania ya, aku gk mau dia terluka atau apa?” kata Rendy, dengan memberi kepercayaan kepada ridwan.
            “oke, apapun akan ku lakukan untuk mu boys” kata ridwan sambil memukul pundak Rendy.
            “oh ya sudah aku pulang dulu ya, ntar takutnya ketinggalan pesawat.” Kata Rendy sambil memakai helm dan menyalakan motornya.
            “oke hati hati ya di jalan, bro!” kata ridwan. Rendy pun hanya senyum kepada ridwan dan langsung menuju kerumah.
            Sesampainya di rumah .
            “emmm ini hari terakhir ku di Home Sweet Home, banyak kenangan yang ku tinggalkan di sini, mulai dari pertama berjalan ketika umurku 10 bulan, bermain sepak bola sampai kena pot dan di marahin nyokap habis habisan,, hahaha.. dan pertama kali aku menyentuh papan skateboard, aku akan selalu ingat rumah ini!” kata Rendy sambil memandangin rumah dari teras depan rumah. dia pun langsung masuk ke kamar dan menyimpun barang barang yang di bawa ke amerika.     
            Disisi lain Shania sedang belajar, dan sekarang tempat duduk Rendy di gantikan oleh sahabatnya Icha, ya Icha adalah sahabat Shania dialah yang menemani Shania. Dan dia menjadi tempat curhat Shania.
            “sudah siap ren!?” teriak ayah dari bawah
            “tunggu sebentar yah!” balas Rendy.
            “emmm mungkin ini terakhir kalinya aku bisa melihat kamar ku ini, semenjak aku bayi selalu di kamar ini, aku akan ingat kamar ini tidak akan pernah lupa. Good bye kamar ku” kata Rendy sambil keluar kamar dan membawa barang barang.
            Mereka sekeluarga pun memasukan barang barang yang perlu Mereka bawa ke bagasi taxi yang kami tumpangin,
            “oke semuanya sudah siap?” kata ayah
            “SIAP!” kata Mereka ber tiga.
            Taxi yang Mereka tumpangin itu pun langsung laju menuju ke bandara soekarno – hatta.
            Sesampainya disana mereka pun langsung check in dan langsung menuju pesawat yang mereka naikin.
            Di dalam pesawat  Mereka hanya mendengarkan musi musik yang merdu.  
            Di sisi lain pelajaran di sekolahan pun sudah selesai,
            “shan ayok pulang? Ajak icha.
            “ayo deh” jawab Shania sedikit murung.
            “Shania Junianatha, jangan murung gitu dong, ntar rendy sedih lagi kamu murung gitu. Kan dia bilang, kamu harus semangat tanpa dia!” kata Icha yang menyemangati Shania yang masih sedih karena di tinggal oleh Rendy.
            “aku tidak tau cha, apa aku bisa kuat tanpanya “ kata Shania dengan murung.
            “kuat dong, kamu harus kuat shan, oh ya gimana ntar malam kita jalan jalan, ya cari udara segar dekat komplek” kata icha yang mencoba menghibur hati Shania
            “ayo deh, pulang yuk?” ajak Shania yang mulai semangat.
            “kan tadi aku yang ngajak pulang duluan, gimana sih” kata icha yang mukanya agak mesem.
            “hehehehe, maaf maaf, copas dikit gk papakan” kata Shania yang ketawa.
            “akhirnya Shania bisa ketawa lagi, yah semoga kepergian rendy bukan penyebab dia untuk murung terus” ucap icha dalam hatinya.
            “heeeeh jangan melamun, ayo kita pulang nih!” kata Shania, yang saat itu menyadarkan icha yang sedang melamun.
            “eh ayo dah!” kata icha. Mereka pun pulang bareng.
            Di lain sisi rendy masih dalam perjalan karena perjalan menuju amerika sendiri 24 jam untuk menuju Washington DC apa lagi perbedaan Indonesia dan amerika hampir 11 jam.
            Sementara rendy harus transit sebanyak 3 kali yaitu di Changi Singapura dan bandara Narita Tokyo dan baru mereka bisa ke amerika.
            Sementara di Indonesia sudah pukul 7 malam dan Shania menunggu icha datang kerumahnya.
            “hey shan maaf, tadi aku tidur dulu habis sekolah eh gk taunya kebangun jam setengah 7, maaf ya” kata icha sambil meminta maaf  kepada Shania.
            “ohh gk papa kok, tenang aja, ayok kita jalan” kata Shania, mereka pun berjalan mengelilingi komplek untuk mencari udara segar.
            “aduh laper nih shan, cari makan yok!” ajak icha yang saat itu sedang memegang perutnya.
            “ayo dah, aku juga laper sih, tapi dimana ya yang enak?” tanya Shania.
            “emmm cafe itu aja yok, kayaknya enak nih?” kata icha yang menunju cafe yang bernama “The Cafe Of Love”
            “wah ayok, tapi kan itu cafe, yakin kah ada makanannya?” tanya Shania yang ragu terhadap pilihan cafe icha.
            “emmmm mungkin ada, ayo dah shan aku laper nih!” kata icha yang mulai kelaperan. Karena Shania takut di makan oleh icha, Shania pun akhirnya mau ke cafe yang di ajak icha.
            “situ aja yok duduknya enak tuh pemandangannya bisa liat komplek ini!” kata Shania yang menarik icha ke tempat duduk yang di ujung dan bisa melihat pemandangan yang enak.
            “mas-mas!” kata icha yang memanggil pelayan di cafĂ© itu.
            “ya mbak mau pesan apa, ini daftar harganya” kata pelayan itu dengan sopan.
            “emmmm saya pesan nasi goreng special aja deh mas” kata icha.
            “pilihan yang tepat sekali” kata pelayan itu.
            “emmm kalo saya ayam goreng aja deh, soalnya bakso gk ada sih” kata Shania.
            “pilihan yang tepat sekali” kata pelayan itu lagi.
            “minumnya jus melon aja deh mas” kata icha.
            “pilihan yang tepat sekali” kata pelayan itu. Icha pun mulai aneh, setiap yang di pesan dia selalu di bilang “Pilihan yang tepat sekali”.
            “saya jus alpukat aja deh mas” kata Shania.
            “pilihan yang tepat sekali” kata pelayan itu, mereka pun mulai bertanya Tanya.
            “boleh, Saya ambil daftar makanannya?” tanya pelayan itu.
            “boleh mas” kata Shania, dengan muka senyum maksa.
            “boleh saya tinggalkan tempat ini?” kata pelayan itu dengan sopan lagi
            “boleh mas!” kata icha. Yang mulai emosi.
            Akhrinya pelayan itu pergi.
“aneh juga ya kalo pelayannya terlalu baik,” kata Shania.
            “hahahah iya juga sih” kata icha yang tertawa.
            Mereka pun bercengkrama dengan asiknya, dan akhirnya makanan yang di pesannya datang, Mereka pun memakannya dengan lahap. Tidak terasa malam semakin larut, mereka pun memutuskan untuk segera pulang. Dan di perjalanan pulang mereka ngobrol bareng.
            “oh ya rendy udah menghubungin kamu kah?” kata icha,
            “belum sih, paling belum sampai.” Kata Shania yang cemberut.
            “kamu kangen sama dia?” tanya icha.
`           “iya lah, gk usah di tanya lagi itu” kata Shania.
            Di sisi lain rendy yang masih di pesawat, yang lagi tidur tiba tiba terbangun.
            “firasat buruk apa ini, kok tiba tiba aku terbangun.”
Ternyata Shania dan icha yang sedang berjalan dan di hadang 4 orang preman yang membawa senjata tajam. Shania dan icha pun ketakutan. Dan firasat buruk itu adalah adanya gangguan kepada Shania.
            “hey cewek cewek cantik, kok sendirian nih, malam malam gini, ayo sama abang aja kita happy fun” kata salah preman itu yang sedikit mabuk.
            “ngapain sih kalian ni. Pergi sana jauh jauh!” kata icha. “benar itu ngapain sih kalian itu!” kata Shania yang sedikit marah.
            “jangan marah marah dong cewek cantik” kata salah satu preman tersebut.
            Dan tiba tiba ada seseorang laki laki datang dari belakang dan langsung menendang salah satu preman tersebut. Dan terjadi lah perkelahian 1 melawan 4 orang. Dan pria tersebut berhasil mengalahkan 3 orang itu hingga pingsan. Dan tiba tiba ada yang menodongnya dari belakang memakai pistol.
            “hey siapa kamu?!, kamu bergerak! Ucapkan selamat tinggal kepada kepala mu!?” kata preman itu yang sedikit kecapekan.
            Dan pria tersebut langsung sigap menendang kaki preman itu dan langsung memukul wajah pria itu dan memukul ulu hati si preman tersebut. Dan preman itu pingsan.
            “hey siapa kamu?” tanya Shania.
            Dan laki laki itu mendatangi Shania dan icha.

            “aku….”
Inspirasi dari Shania junanatha

1 komentar: