Bu ratna pun mulai memperkenalkan murid baru itu.
“oke
anak anak, ini ada murid baru dari solo, silahkan perkenalkan nama mu
nak” ucap ibu ratna yang saat itu sedang mengajarkan pelajaran FISIKA.
“hallo
teman teman nama saya Shania Junianatha. Salam kenal semua” ucap wanita itu
dengan senyuman. Aku punya hanya benggong cewek yang bersama ku di taman
kemarin ternyata satu sekolah sama aku dan satu kelas pula, betapa senangnya
aku.
“oh ya
itu kamu duduk di situ saja ya karena cuma di situ yang kosong” pinta
ibu Ratna yang menunjuk kursi di sebelah ku. Dan sontak aku kaget ternyata
Shania duduk samping ku. Betapa senangnya aku duduk samping bidadari cantik
seperti dia.
“ya bu
terima kasih” balas Shania dengan senyuman. Dan dia pun duduk di
samping aku. Sontak aku pun merasa senang duduk di samping Shania takutnya sih
aku gk konsen karena mendengin dia mulu.
“eh
Shania ternyata kamu masuk sekolah disini ya. atau jangan jangan kamu cari
biodata aku terus kamu suruh ayah kamu masuk sekolah sama aku biar ketemu aku
terus kan” sahut aku dengan pede.
“ih kamu
mana ada tau aku kan di suruh ayah ku bukan aku yang mau..geer ni yee” jawab
Shania dengan muka merah.
“tapi
kok mukanya merah tu ciiee” jawab ku dengan ketawa kecil.
“hiih
mana ada tu loh” jawab Shania dengan muka malunya dan dia mencibut ku.
“aduh
sakit nih” kata ku dengan menjerit kesakitan, ternyata percakapan
ku di lihat oleh ridwan karena dia sendiri di belakang ku.
“ciiieee
Rendy mulai modus dengan anak baru ni yeee!” kata ridwan dengan suara
di kerasin biar anak anak sekelas dengar. Sontak anak anak sekelas lihat ke
arahku dan Shania. “ciieeee Rendy mulai PDKT dengan shania ni yeee!” anak
sekelas semua serentak untuk mengolok ku dengan suara nyaring , so
pasti aku dan Shania malu banget sampai salting.
Dan
pelajaran kembali seperti semula.
Tidak
terasa jam menunjukan pukul 13:00 waktunya pulang.
“ayo shan,
kita pulang tuh yang lain udah pulang loh kita aja belum nih!” kata ku
sambil ngajak Shania pulang
“ayo
dah, aku juga mau istirahat capek banget hari ini” kata Shania dengan
muka lesu kecapekan..“oh tuhan mengapa engkau biarkan bidadari secantik ini
turun ke bumi meski mukanya kecapekan tetap cantik banget ya tuhan” ucap
ku dalam hati. Sambil melamun, dan Shania pun bingung kenapa aku melamun.
“oy
kenapa melamun ntar di masukin setan loh!” ujar Shania sambil
melambaikan tangan ke muka ku
“eh iya
nih aku melamuni kamu kok kamu cantik banget sih?” kata ku sambil
menggodanya.
“dasar
mas gombal ni, memang hobinya gombal nih” kata Shania dengan muka malu
seiring dengan dia mencubit tangan ku.
“aww sakit
nih udh dua kali dalam hari ini loh kamu mencubit aku,kurang 1 lagi biar kayak
makanan sehari hari” kata ku dengan muka agak sedikit kesakitan,
biasa modus biar dapatkan hati Shania.
“hahaha.. aneh aneh aja kamu nih loh?” ucap Shania yang sedikit ketawa.
Aku dan
Shania pun kedepan gerbang sekolah.
“oh ya shan kamu pulang sama
siapa?” Tanya ku dengan berharap bias mengantar Shania pulang.
“gk tau
nih, ayah ku lagi kerja nih” kata Shania sambil melihat mobil yang melintas
di depan pagar sekolah.
“gimana
kalo bareng aku aja deh shan?” modus kembali berlanjut.
“emm
gimana ya? Boleh deh kayaknya seru pulang bareng sama tukang gombal” kata
Shania dengan senyumnya yang indah itu.
“emm ya udh
deh kalo yang ngolok orang cantik gpp deh asalkan bisa pulang bareng” kata
ku. Dan aku pun langsung mengambil motor ku di parkiran dengan motor yang
disain motor klasik.
“ayo
naik shan ini helmnya” ucap ku sambil memberi helm kepada Shania .
“unik
juga ya helmnya kayak orangnya” kata Shania sambil senyum dan menaiki
motor ku.
“udah
siap shan?”
“oke.
Siap!!”.
Dan motor yang kita naikin pun jalan,
tiba tiba Shania memegang ku dengan eratnya “ wow enak sekali ya di peluk sama
Shania hangat, ya tuhan kalo iya jodoh ku jangan pisahkan aku dengan dia ya
tuhan” kata ku dalam hati.
Gk lama
kendaraan yang kita naikin sampai di depan rumah Shania.
“terima
kasih ya ren, udah mau ngantar pulang aku” kata Shania dengan senyum.
“ya sama
sama, eh kamu ada rencana gk besok sepulang sekolah?”.
“gk ada
tuh, memang kenapa?” jawab Shania yang memasang muka bingung.
“besok
aku mau beli buku nih temani ya” kata ku sambil membujuk Shania untuk
menemani ku besok.
“emm
gimana ya, ya udah deh aku mau, aku juga mau cari buku nih. Ya udh aku masuk
dulu ya. Bye ”.. sambil melambaikan tangan ke arah ku.
Aku
hanya membalasnya dengan senyum. Dan aku pun langsung menjalankan motor ku dan
perlahan lahan aku pergi meninggalkan rumah Shania.
Sesampai
aku di rumah, aku pun langsung ganti baju dan berbaring di kasur ku, aku pun
membayangkan kejadian tadi. “wah seru sekali ya tadi sekolah, apa lagi tadi
duduk samping bidadari cantik heh, rasanya pingin cepat cepat sekolah lagi
besok”.
Aku pun
langsung mengalihkan pandangan ku ke hp ku yang sedang bunyi “wah tumben Shania
nelfon nih ada apa ya? Kangen mungkin nih orang”. Kata ku dengan pede.
“halo ada apa shan?” Tanya ku “y ren, tadi kan ada tugas tuh dari bu ratna, nah
tugasnya tadi apa, aku lupa nyatat tadi” Ucap Shania dengan suara panik.
“oh tugas bu ratna, ini aku sebutin aja
atau aku kerumah bidadari yang lagi nelfon aku ini?”.
“hiii
dasar gombal. Ya sudah kerumah ku aja deh mas gombal” kata Shania
dengan suara malunya itu.
“oke aku
akan kesana” dan seketika telfon di tutup Shania. Aku pun langsung bergegas
kerumah Shania dan tidak lupa aku membawa buku tugas dari bu ratna.
Pas
sesampainya aku di rumah Shania ternyata ada ibunya Shania di depan rumahnya
“Permisi
tante ada Shanianya?”
“ada dia
di dalam, duduk dulu dek, saya panggilkan dulu Shanianya” kata ibunya Shania
yang menyuruh ku duduk dan masuk ke dalam untuk memanggil Shania.
“Shania! Itu ada teman mu di luar!”.
“iya
bu”. Shania pun keluar rumah,
“wah
Shania cantik juga ya meski pakai baju rumah” kata ku dengan suara
kecil
“apa tadi
kata mu” ternyata Shania mendengar kata kata ku barusan.
“E-eh
gpp kok, ini bukunya” dengan gugup sambil memberi kan buku tulis ku.
“hehe oh
ya, ntar ya aku bikinkan minum dulu,sekalian ambil buku tulis, ntar dulu
ya” Shania pun masuk kedalam. Aku pun hanya duduk sambil memandangi
di sekitar rumah Shania yang sejuk.
Tidak
lama kemudian Shania datang membawa minuman dingin dan buku tulisnya serta yang
pasti polpen.
“eh maaf
agak lama ya nunggunya ini minuman”.
“gk kok,
gk lama oh ya thank’s ya tulis gih dulu”
“oke oke
mas gombal”, dan langsung dia menulis tugas dari bu ratna.
Gk lama
pun aku mengambil segelas minuman yang tadi di suguhkan oleh Shania.
“ehmm
pait” kata ku yang melihat ke bawah, dan langsung aku liat ke arah
Shania.
“eh jadi manis nih”..
“hii apaan sih gombal”
“hiihhh rasakan” Shania pun langsung mencubitku.
”hehehe aww, untung gk sakit”
“mana ada pasti sakit tuh”
“hahaha iya deh iya sakitt, aduh sakit tolong ambulan ambulan aku sakit nih
di cubit Shania” .
“alay deh rendy, ternyata rendy bukan
tukang gombal aja ya tapi juga alay hahaha” Shania pun tertawa.
“ya tuhan kapan lagi aku bisa ketawa
bareng orang yg ku cintai ini aku ingin selamanya begini, aku ingin hanya maut
yang bisa memisahkan kita berdua” ucap ku di dalam hati..
Tak
terasa sudah mulai senja aku pun bepamitan dengan Shania dan tentunya calon
mertua aku *hehehe*.
Sesampainya di rumah, aku pun langsung membersihkan tubuh ku dan tak lupa makan
malam, aku pun langsung menuju kamar dan niat ku menelfon Shania.
Tuuuuutttt tuuuut tuuuuuutttt
“Halo
ada apa ren?”.
“Gpp
kok.. ya lagi pengen denger suara bidadari nih. Oh ya bidadari ku lagi ngapain
nih”.
“ihh
kamu memang tukang gombal nih, lagi mandangin bintang nih, memang kamu sendiri
kamu lagi ngapain?”
“lagi
mandangin bulan juga nih dari jendela kamar, indah juga ya bulan purnamanya?”
“iya nih
terang benerang”.
“ya
semoga hanya dia yang bisa menerangin malam malam ini” kata ku dalam
hati.
“eh kok
diam sih, melamuni siapa hayoooo?”.
“e-eh gk
kok, hehehe” kata ku nyegir sedikit.
Malam itu kita mengobrol dengan becanda.
Tak
terasa sudah larut malam kami pun tidur untuk kesekolah besok.
Ke
esokan harinya aku pun langsung bergegas untuk sekolah. Sesampainya aku
kesekolah aku pun langsung masuk ke kelas untuk memulai hari hari seperti
biasa, dan tentunya sama bidadari cantik ku.
Tidak
terasa sudah waktunya pulang.
“shan
jadi gk nih kita ke toko buku?” Tanya ku sembari memasukan buku buku ku
ke dalam tas.
“tentu
dong ren. Ayo kita berangkat” kata Shania sambil berdiri dan menarik ku.
“oke
oke” aku dan Shania pun langsung ke parkiran untuk mengambil motor ku itu.
Aku dan
Shania pun berjalan ke salah satu mall, sesampainya di mall aku pun langsung
mencari tempat toko buku dan sesampai di toko buku aku pun mencari buku
yang aku inginkan.
“cari
buku apa ren?”.
“emmm
buku tetang skateboard nih” .
“ohh,
ntar ya aku cari buku novel” kata Shania sambil meninggal kan aku.
Aku pun
langsung mengambil buku yang ku lihat yang judulnya SKATEBOARD OF LEGEND.
“wah ini
kayaknya keren ini aja deh lumayan untuk menambah ke hebatan ku, dah dapat
susul Shania ah” aku pun langsung mendatangi Shania yang saat itu sedang
mencari novel. Ya biasa cewek sukanya novel novel cinta
“udah
dapat shan” Tanya ku
”udah ni” sambil menunjukan novelnya
kepada ku judulnya lumayan aneh yaitu CINTA KITA SELALU ABADI.
“cieee kayaknya lagi jatuh cinta ni yee kok beli buku yang kayak gitu haahaha” ejek
ku ke Shania
“ih kamu apaan sih, aku suka aja sih cerita cerita gini.. ya lumayan buat
di baca baca” kata Shaniasambil mandangin buku yang mau di beli..
“ ayo sudah kita bayar” ajak ku
“ ayo dah” jawab Shania dengan semangat.
“sini bukunya
biar aku aja yang bayarin” kata ku sembari mau membayarkan buku yang di
beli.
“ah gk usah aku aja yang bayar. Ntar
meropatkan kamu lagi?” jawab Shania yang menolak.
“gk kok,
ya sekali kali aku yang bayarkan” tawar ku
“yakin nih?” kata
Shania yang meragukan ku.
“ya
cantik aku aja yang bayarin ya” tawar ku dengan sedikit menggoda.
“hii
dasar gombal ya udh deh, nih bukunya” kata Shania sambil
mengasih bukunya kepada ku.
Dan aku
pun membayar buku yang kita beli sesudah itu pun kita keluar dari toko buku,
aku dan Shania pun keliling mall itu. Shania pun langsung menstopkan diri di
depan toko boneka
“eh coba
liat” kata Shania sambil menarik ku
“apaan?”.
“itu
bonekanya lucu ya?” Tanya Shania yang mulai gemes dengan boneka itu.
“emm
lucu? Memang kenapa mau beli?” Tanya ku dengan tampang sok keren.
“emmm
iya sih, tapi aku gk bawa duit banyak, liat tu harganya mahal amat?” kata
Shania sambil cemberut.
“iya
juga sih”
“ntar
dulu ya ren, aku ke kamar mandi dulu” kata Shania yang berjalan menuju
toilet, yang kebetulan di samping toko boneka itu.
“kira
kira kalo aku belikan boneka itu. Apa Shania suka ya?emm. ah belikan aja deh,
apa sih yang gk buat bidadari itu.” Aku pun ke dalam toko boneka itu dan
mengambil boneka yang tadi di inginkan Shania. Aku pun langsung membayarnya ke
kasir. Dan langsung keluar dari toko tersebut.
“hey
maaf ya kalo lama?” kata Shania yang mukanya kayak bersalah,
“e-eh gk
kok” kata ku sambil mensembunyikan boneka itu di belakang
ku.
“apa
itu yang di belakang mu?” kata Shania yang mencoba melihat apa
yang di belakang ku, tetapi aku mencoba menghindar.
“g-gk gk
kok gpp” kata ku sambil takut ketahuan.
“emm ya
udh” kata Shania sambil cemberut.
“e-eh
jangan cemberut” kata ku sambil membujuk agar dia tidak marah.
“habis
kamunya sih gitu” kata Shania yang masih cemberut.
“hehehehe, ini aku ada hadiah buat kamu” kata ku sambil mengasih boneka
yang tadi Shania inginkan.
“wah ini
boneka yang ingin aku beli, makasih ya” kata Shania sambil memeluk erat
tubuh ku.
“e-e ya
sama sama” aku pun membalas pelukan Shania tadi sungguh hangat
pelukannya.
“ya
tuhan semoga pelukan ini yang pertama tadi bukan yang terakhir ya tuhan” ucap
ku dalam hati dan tersenyum.
Shania
pun melepaskan pelukannya dan menangis haru. Aku pun langsung sigap mengambil
tissue dalam kantong ku dan langsung menghapus air mata wanita yang ku cinta
ini.
“jangan
nangis. Ayo kita makan laper nih.” Kata ku sambil mengajak Shania makan.
“ayok
tapi jangan di sini di luar aja yok!” kata Shania yang menghapus air
matanya.
“ayo
dah”.
Aku dan
Shania pun berjalan ke parkiran. Dan langsung menjalankan motor ku untuk
mencari makan di luar, di tengah tengah perjalanan.
“makan
di mana nih kita shan?” Tanya ku, yang masih konsen menyetir motor
ku ini.
“emmm
tempat kita pertama bertemu aja yok?” kata Shania, dengan
gembira.
Aku pun senang Shania sudah tidak menangis lagi.
“ayo dah
tancap, pegangan ya”
Shania
pun pegangan dengan eratnya,
“wah
enak sekali pelukannya ini” ucap ku dalam hati.
Aku dan
Shania pun sampai di taman pertama kita bertemu.
“eh situ
aja yok makan bakso?” kata Shania yang menarik ku.
“e-eh
iya iya” aku pun ikut aja. Karena pasrah sudah kalo sudah di tarik
bidadari satu ini.
“bang
baksonya 2 ya. Sama minum es teh nya 1. Kamu minum apa ren?” kata
Shania yang menghadap ku.
“es teh
juga deh biar so sweet jadinya sama” kata ku dengan merayu Shania.
“hhiii
dasar, ya sudah es tehnya 2 ya bang”.
“eh
duduk di situ aja yuk dekat bunga bunga itu”. Kata ku sambil menunjuk
tempat pertama kita bertemu.
“ayok” kata Shania lagi lagi dia menarik ku.
Aku pun
dan Shania duduk di tempat kita pertama bertemu.
“emm
masih sejuk aja ya di sini. Semoga 20 tahun ke depan tetap sejuk” kata Shania
yang melihat sekeliling
“iya nih
semoga tetap sejuk” kata ku yang juga melihat sekeliling,
Shania
pun melihat es krim di dekat air mancur.
“eh ntar
ya aku beli es krim ya tunggu di sini” kata Shania yang mulai berjalan
ke arah penjual es kirm.
Aku pun
hanya duduk. Seketika aku pun melihat ada ranting ranting pohon berjatuhan.
“wah ada
ranting ranting tu. Boleh juga nih ku buat karya seni”. Kata ku sambil
menggambil satu persatu ranting pohon yang berjatuhan.
“cukup
dah ini” kata ku sambil berjalan kembali ke kursi sambil memasukan
ranting rating pohon itu ke tas ku.
Gk lama
abang baksonya datang sambil membawa bakso yang ku pesen tadi, dan Shania pun
datang
“makan
baksonya dulu deh shan baru es krimnya” kata ku sambil mengangkat bakso
itu ke arah Shania.
“iya
betul juga eskrimnya taruh sini aja dulu” kata Shania sambil menaruh es
krim itu di sampingnya.
Kami pun
makan bakso dengan lahapnya. Dan hingga habis, kami pun langsung memakan es
krim itu takutnya ntar makin meleleh. Ketika makan es krim.
“shania makan
es krim tu jangan clemotan dong masa udah gede clemotan” kata ku sambil
geleng geleng kepala, dan mengambil tissue di kantong ku tadi. Dan aku pun
membersihkan mulut Shania yang blepotan es krim itu.
“heheh
maaf deh” kata Shania sambil nyengir.
Aku pun
menyelesaikan makan es krim ku dan langsung mengembalikan mangkok dan gelas ke
abang tukang bakso, dan langsung membayar nya, dan aku pun kembali ke tempat
duduk ku bersama Shania.
“ayok
shan pulang udh mulai gelap nih” ajak ku kepada Shania.
“ayok” kata Shania yang langsung berdiri.
Tidak
lama kemudian Shania pun memegang tangan ku.
Aku pun
merasa nyaman tangan ku di pegang Shania tidak ada rasa gugup atau apa. Dan
kita pun langsung ke tempat aku memparkirkan motor ku. Aku pun langsung
mengantarkan Shania pulang.
“makasih
ya shan, sudah mau menemani ku mencari buku” kata ku sambil melepaskan
helm ku
“eh
kenapa kamu yang berterima kasih, harusnya aku, soalnya kamu udah membelikan
aku boneka ini.”Kata Shania dengan senyum. “ oh ya aku masuk dulu
ya” kata Shania. Aku pun kaget tiba tiba Shania mencium pipi ku.
Aku hanya bisa melamun.”hati hati ya di jalan, ren” kata Shania sambil
masuk ke dalam rumahnya. Aku pun membalasnya dengan senyuman, tapi aku
masih merasa indahnya di cium oleh dia.
Aku pun
langsung meninggalkan rumahnya Shania. Dan langsung menuju rumah.
Sesampainya di rumah aku pun langsung melakukan pekerjaan ku seperti biasa.
Ketika selesai aku pun langsung ke kamar ku.
“wah di
cium Shania tadi. Gk nyangka ya aku bisa di cium dia, enak sekali sumpah
deh” kata ku sambil berbaring. Soalnya ini pertama kalinya aku di
cium cewek. Soalnya aku sebelumnya belum pernah di cium.
“rendy
ke bawah dulu ayah mau ngomong sama kamu sebentar!” kata ayah ku dari
bawah.
“ya pah
rendy turun..” aku pun langsung ke bawah dan mendatangi ayah ku.
Aku
kaget dengan berita dari ayah ku ini.
Inspirasi by: Shania junianatha @ShaniaJKT48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar